Rabu, 19 November 2008

virologi VS kebidanan


PANEL TORCH 

Tujuan : 
Mengetahui adanya infeksi dan status kekebalan terhadap parasit Toxoplasma, virus Rubella, Cytomegalovirus dan virus Herpes tipe 2 yang dapat mempengaruhi kesehatan janin 

Jenis Pemeriksaan : 
Anti-Toxoplasma IgG & IgM, Anti-Rubella IgG & IgM, Anti-CMV IgG & IgM, Anti-HSV2 IgG & IgM

http://www.prodia.co.id/info_terkini/isi_panel.html.

Fase-fase kehamilan 

Tentu saja tidak lengkap jikalau kita membicarakan praktek kehidupan tetapi kita tidak tahu apa yang terjadi pada saat kita masih ada dalam perut ibu kita tercinta.







Dalam kehamilan, ada beberapa fase yang harus kita cermati dan perhatikan secara khusus. Tapi tidak berarti bahwa si calon ibu tidak boleh ini dan itu. Memang ada fase yang memantang si calon ibu dalam mengkonsumsi makanan tertentu tapi tidak di tiap fase.Ada 3 fase yang harus diketahui, yaitu:
1. Fase trisemester pertama
2. Fase trisemester kedua
3. Fase trisemester ketiga
Fase yang terpenting dalam kehamilan sebenarnya adalah fase petama dan fase ketiga.

Fase trisemester pertamaDimana pada fase pertama adalah fase dimana janin baru mulai terbentuk, dan tidak mendapatkan perlindungan maksimal. Karena kantung ketuban (bumper) baru mulai terbentuk namun belum sempurna, jadi si ibu harus ekstra hati-hati jika masuk ke fase ini. Daya lekat sel telur yang sudah menjadi embrio ke sisi dinding rahim juga belum terlalu kuat, jadi keguguran mungkin saja terjadi jika si ibu tidak menjaga dirinya dengan baik.Pantangan makanan juga terpaksa harus dilakukan pada trisemester pertama ini karena perlu diketahui pula bahwa pada trisemester pertama ini, yang terbentuk adalah otak, mata, struktur tulang belakang dan organ vital lainnya. Saat pembentukan sel-sel ini diharapkan si ibu harus mensterilkan dirinya karena makanan-makanan yang mengandung bakteri dan virus akan dengan mudah menjangkiti si janin. Parahnya jika virus itu adalah virus-virus yang dapat mengganggu perkembangan otak dan pembentukan tulang belakang si janin.
Fase trisemester keduaFase ini adalah fase teraman bagi calon ibu, karena pada fase ini perlindungan bagi si janin sudah terbentuk sempurna. Baik dari pembentukan kantung ketuban, pembentukan otak, mata, tulang belakang dan organ vital lainnya. Pada fase ini adalah fase pengembangan dari yang sudah dibentuk di fase sebelumnya. Jadi jangan kaget bahwa pada fase ini, perkembangan si janin akan sangat pesat bisa jadi hanya berbeda 1 minggu saja tubuh si ibu akan berubah drastis. Fase ini pula si ibu bebas untuk makan apa saja, karena segala yang di makan ibu tidak lagi terlalu berpengaruh kepada si janin.Nah di fase ini pula kontrol ke dokter juga bisa diperjarang, lagipula biasanya vitamin yang diberikan juga sudah tidak ada perubahan lagi. Paling jika ada kasus-kasus khusus yang butuh pertolongan dokter seperti ada nyeri-nyeri yang tidak normal pada rahim selain itu tidak ada yang penting.
Fase trisemester ketigaFase ini merupakan fase yang lumayan beresiko lagi untuk si calon ibu, karena ukuran si janin yang sudah cukup besar dan juga keseimbangan si ibu juga sudah mulai terganggu. Jadi kudu harus dijaga kalau si ibu jangan sampai jatuh, karena hal ini secara langsung akan berakibat juga pada si janin. Terlebih jika sudah masuk ke bulan-bulan akhir, kontrol ke dokter juga harus lebih sering lagi.Untuk makanan, diharapkan si ibu untuk mengurangi konsumsi makanan yang mengandung banyak kaborhidrat dan gula. Karena ke dua unsur ini akan memperbesar ukuran janin, dan persalinan secara normal akan lebih sulit karena ukuran bayi bisa tidak sebanding dengan ukuran maksimal rahim. Bahkan bukan tidak mungkin mengganggu organ tubuh dari calon ibu, misalnya sesak nafas dan lain sebagainya karena ukuran janin yang besar bisa menekan organ-organ tubuh si calon ibu di sekitarnya.


** Yang dipantang di trisemester pertama adalah:
Makanan yang berpotensi tidak matang 100% seperti sate, shabu-shabu, steak, ayam bakar, gado-gado, kredok dan lain sebagainya
Memegang binantang yang menjadi carrier virus seperti kucing, burung dan anjing. Karena dipercaya akan dapat menginfesikan virus toksoplasma.
Menggendong balita, terlebih untuk balita yang sedang flu. Sadar atau tidak, bahwa balita telah menjadi carrier virus rubella. Terutama pada air liur mereka, jadi berhati-hatilah.


Semoga artikel ini berguna bagi calon ibu yang akan segera menimang bayi. Diatas kanan merupakan gambar perkembangan bayi yang diterbitkan oleh salah satu produsen susu bayi.

______________________________________________________________________

Virus Rubella Ancam Janin Ibu Hamil Hindari Tempat Keramaian
Oleh arixs
Senin, 23-June-2008, 14:47:34 670 klik  


KETAHANAN tubuh sangat diperlukan perempuan hamil. Antibodi rendah rentan terjangkit berbagai macam virus. Dampaknya dapat mengganggu perkembangan kesehatan janinnya. 



Menurut ahli kebidanan dan penyakit kandungan dr. I Nyoman Hariyasa Sanjaya, Sp.OG, jika virus menyerang ibu hamil pada trimester pertama, dapat memengaruhi proses pembentukan janin. ”Bisa berakibat bayi cacat saat dilahirkan,” jelasnya. 

Rubella merupakan salah satu jenis virus yang kerap menyerang ibu hamil. Meski infeksi rubella menunjukkan gejala ringan seperti flu, muncul bintik merah di seluruh tubuh, serta sakit kepala. “Gejalanya memang ringan. Ini membuat masyarakat mengabaikan ancaman virus yang satu ini,” tambahnya. 

Janin yang sudah tertular virus yang dikenal dengan sebutan campak Jerman ini akan mengalami gangguan pada proses pembentukan organ tubuh. Sekitar 90% dapat berpotensi bayi lahir tidak sempurna. Virus rubella bahkan dapat mengakibatkan ibu hamil keguguran. 

“Jika virus tersebut menyerang ibu dengan kehamilan di bawah 12 minggu, terutama 8 minggu pertama, tingkat keparahan cacat bawaan lebih tinggi dibandingkan virus rubella masuk pada usia kehamilan yang lebih lanjut,” paparnya. 

Virus rubella biasanya masuk lewat darah ibu hamil. Virus ini lalu melewati plasenta, bahkan dapat langsung mengenai janin. Virus otomatis mengganggu janin yang sedang tumbuh atau mulai membentuk organ vital, termasuk pembentukan sususan saraf pusat atau otak. 

Gejalanya hampir 2/3 pasien mengalami keluhan yang ringan meskipun virus telah berada di darah (subclinicle viremia) yang mengancam terjadinya infeksi pada janin. Beberapa kelainan yang biasanya dialami janin yang terjangkit virus rubella, antara lain bayi lahir dengan kerusakan mata, jantung mengalami kebocoran di katup atau tersumbatnya pembuluh darah paru-paru. 

Bayi juga dapat mengalami gangguan pendengaran karena sensor saraf di otak terganggu, kerusakan dalam sistem saraf pusat, infeksi di selaput otak dan jaringan otak yang menyebabkan keterbelakangan mental. Bayi yang dilahirkan bisa mengalami perubahan abnormal di tulang. Hal ini mengganggu pertumbuhan bayi. 

Penularan virus rubella mirip influenza, yakni disebarkan lewat udara. Virus ini biasanya menginfeksi tubuh melalui pernapasan seperti hidung dan tenggorokan. “Kami sarankan ibu hamil menghindari tempat-tempat keramaian, seperti supermarket, pasar, dan rumah sakit. Tempat-tempat ini rentan menyebarkan beragam virus berbahaya,” sarannya. 

Pencegahan penularan virus rubella disarankan dapat dilakukan dengan meningkatkan antibodi. Imunisasi Imunoglobulin G (IgG) untuk screening virus rubella penting dilakukan. 

“Jika pada screening tersebut dalam darahnya ditemukan IgG rubella dengan kadar cukup besar, berarti tak perlu dilakukan vaksinasi karena telah memiliki antibodi yang cukup bagus. Sebaliknya, jika IgG ditemukan dengan kadar rendah, perlu dilakukan imunisasi rubella,” jelasnya. 

Tubuh manusia telah mempunyai kemampuan untuk menghancurkan virus yang masuk dalam tubuh. Jika daya tahan tubuh bagus, virus apa pun sulit menyerang tubuh. 
Pada anak-anak pemberian imunisasi yang telah digabungkan dengan MMR (mumps, measels, dan rubella) juga perlu dilakukan guna menghindari berbagai kemungkinan penularan virus. 

Jenis virus rubella masuk dalam kelompok TORS seperti HIV, hepatitis. “Orang dewasa dan anak-anak tak terlalu mengkhawatirkan. Namun, rubella menjadi virus dahsyat jika menyerang ibu hamil,” ujar Hariyasa. —lik

Tidak ada komentar: